KENDARI, MITRANUSANTARA.id – Sulawesi Tenggara memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah, menjadikannya daerah yang penuh dengan peluang bisnis bagi para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM). Sumber daya ini meliputi hasil laut, pertanian, dan perkebunan yang dapat diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi. Namun, di balik berbagai peluang tersebut, IKM di Sulawesi Tenggara juga menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Siti Saleha, menjelaskan bahwa, salah satu upaya pemerintah dalam mendukung pengembangan IKM adalah dengan menggelar pelatihan berbasis potensi daerah. Pelatihan ini bertujuan untuk mengajarkan para pelaku IKM cara mengembangkan dan mendiversifikasi produk mereka.
“Pelatihan Pengembangan Produk didasarkan pada produk-produk unggulan daerah, sehingga IKM dapat dilatih untuk membuat diversifikasi produk,” jelasnya.
Pelatihan ini sangat penting karena membantu para pelaku IKM untuk tidak hanya fokus pada satu jenis produk, tetapi juga mengembangkan berbagai produk yang bisa dihasilkan dari sumber daya lokal. Misalnya, di Kabupaten Kolaka, pelatihan yang diadakan melibatkan pembuatan produk berbahan baku kelapa seperti minyak kelapa, kelapa goreng. Kemudian pelatihan IKM pengolahan Sagu di Kabupaten Konawe, pengolahan ikan di Kabupaten Wakatobi, pengolahan coklat di Kolaka dan Kolaka Utara. Dengan diversifikasi produk ini, pelaku IKM dapat memperluas pasar mereka dan meningkatkan pendapatan.
Selain pelatihan, Disperindag Sulawesi Tenggara juga memberikan bantuan peralatan kepada pelaku IKM. Bantuan ini sangat berarti bagi mereka yang sering kali menghadapi kendala modal untuk membeli peralatan produksi yang memadai. Dengan peralatan yang lebih baik, produktivitas dan kualitas produk IKM dapat meningkat, sehingga lebih kompetitif di pasar.
Tantangan lain yang dihadapi oleh IKM di Sulawesi Tenggara adalah pemasaran. Untuk mengatasi hal ini, Disperindag aktif mempromosikan produk unggulan daerah melalui berbagai pameran. Pameran ini tidak hanya dilakukan di dalam negeri tetapi juga di luar negeri, membuka peluang ekspor bagi produk-produk lokal. Melalui pameran, produk IKM mendapatkan eksposur yang lebih luas, memungkinkan mereka untuk menjangkau pasar yang lebih besar dan beragam.
Namun, meskipun berbagai upaya telah dilakukan, masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku IKM. Salah satunya adalah keterbatasan akses terhadap modal. Banyak pelaku IKM yang kesulitan mendapatkan pinjaman dari bank atau lembaga keuangan karena kurangnya jaminan atau rekam jejak kredit yang baik. Hal ini sering kali menghambat mereka dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan kapasitas produksi.
Selain itu, keterbatasan akses terhadap teknologi dan pengetahuan juga menjadi kendala. Banyak pelaku IKM yang masih menggunakan metode tradisional dalam produksi, sehingga produktivitas dan kualitas produk mereka belum optimal. Oleh karena itu, perlu adanya upaya lebih lanjut dari pemerintah dan pihak terkait untuk memberikan pelatihan dan bimbingan teknis yang lebih intensif dan berkelanjutan.
Pemasaran produk juga menjadi tantangan signifikan. Banyak pelaku IKM yang belum memahami cara memasarkan produk mereka secara efektif, baik secara offline maupun online. Dalam era digital seperti sekarang, pemasaran online menjadi sangat penting. Disperindag bisa berperan lebih aktif dalam memberikan pelatihan digital marketing kepada pelaku IKM, sehingga mereka bisa memanfaatkan platform digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Infrastruktur yang belum memadai di beberapa daerah juga menjadi kendala. Akses jalan yang buruk dan transportasi yang sulit mengakibatkan biaya logistik yang tinggi, sehingga harga produk menjadi kurang kompetitif. Pemerintah daerah perlu memperhatikan perbaikan infrastruktur untuk mendukung kelancaran distribusi produk IKM.
Dengan berbagai tantangan ini, diperlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pemerintah harus terus memberikan kebijakan yang mendukung pengembangan IKM, seperti insentif pajak, kemudahan perizinan, dan akses pembiayaan. Sektor swasta bisa berperan dalam menyediakan teknologi dan inovasi serta membantu dalam pemasaran produk. Masyarakat juga harus mendukung dengan membeli produk lokal dan memberikan masukan yang konstruktif.
Jika semua pihak dapat bekerja sama, potensi IKM di Sulawesi Tenggara dapat berkembang dengan pesat. Dengan optimalisasi peluang dan penanganan tantangan yang ada, IKM bisa menjadi tulang punggung perekonomian daerah, memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja.
Penulis: Zayyan