KENDARI, MITRANUSANTARA.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari memulai transisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) yang menyenangkan, dengan menggelar sosialisasi, pada para guru dan orang tua. Acara berlangsung di Aula Samaturu Balai Kota Kendari, Selasa (16/9/2025). Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, yang juga menjabat sebagai Bunda PAUD Kota Kendari.
Wali Kota menekankan bahwa masa transisi dari PAUD ke SD merupakan fase penting bagi tumbuh kembang anak. Menurutnya, transisi ini bukan sekadar perpindahan kelas atau gedung sekolah, tetapi sebuah perjalanan yang membentuk rasa percaya diri, kemandirian, serta semangat belajar yang menyenangkan bagi anak-anak.
“Kita ingin memastikan bahwa anak-anak memasuki SD dengan bahagia, tanpa beban, tanpa tekanan, dan tanpa paksaan. Yang lebih penting adalah kesiapan emosional, kemampuan bersosialisasi, keberanian mencoba hal baru, serta rasa ingin tahu yang tinggi,” ujar Siska.
Ia mengajak guru PAUD maupun guru kelas awal SD untuk bersama-sama menciptakan suasana belajar yang ramah anak, penuh kasih sayang, dan berbasis bermain, bercerita, serta berinteraksi.
“Anak-anak belajar bukan hanya dari buku, tetapi juga melalui pengalaman sehari-hari. Inilah pondasi kokoh yang akan menjadi bekal mereka menapaki jenjang pendidikan berikutnya,” tambahnya.
Di Kota Kendari saat ini terdapat 186 lembaga PAUD dengan sekitar 8.300 siswa. Siska menegaskan, hal ini menjadi tanggung jawab bersama, terutama pemerintah, guru, dan orang tua, untuk membangun fondasi pendidikan sejak dini.
Pemerintah Kota Kendari melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan tiga program prioritas untuk mendukung transisi PAUD ke SD yang menyenangkan. Pertama, penguatan peran guru melalui pelatihan bersama. Guru PAUD dibekali pemahaman kebutuhan anak, sementara guru SD diberikan pendekatan adaptif agar anak tidak terbebani tuntutan akademik sejak awal.
Kedua, penerapan kelas awal yang ramah anak di SD. Pembelajaran diarahkan pada kegiatan bercerita, bermain, bernyanyi, serta proyek sederhana yang menumbuhkan keterampilan dasar. Tahun depan, Pemkot juga menargetkan penyediaan ruang ramah anak di berbagai fasilitas publik, termasuk Balai Kota Kendari. Dan ketiga, keterlibatan aktif orang tua dalam mendampingi anak.
“Kesiapan masuk SD tidak hanya soal membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga kesiapan mental, sosial, dan emosional,” tegas Siska.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari, Saemina, menyampaikan bahwa sosialisasi ini juga menjadi langkah menyelaraskan pembelajaran PAUD dan SD sesuai arahan Kemendikbudristek. Kegiatan diikuti 60 guru TK/PAUD, 65 guru SD kelas awal, serta koordinator pengawas sekolah.
Ia menambahkan, masih ada tantangan berupa perbedaan persepsi antara orang tua, guru PAUD, dan SD. Sebagian orang tua masih berorientasi pada kemampuan akademik dini. Padahal, konsep baru menekankan pada pembelajaran yang menyenangkan dan pengembangan karakter.
“Tidak ada lagi tes calistung sebagai syarat masuk SD. Yang lebih penting adalah anak-anak siap secara emosional dan sosial,” jelas Saemina.
Melalui program ini, Pemkot Kendari berharap anak-anak dapat memasuki dunia sekolah dasar dengan wajah ceria, semangat, dan fondasi karakter yang kuat.
Pada kesempatan yang sama, Bunda PAUD Kota Kendari juga menyerahkan bantuan beasiswa pendidikan kepada perwakilan siswa PAUD, SD, dan SMP. Beasiswa ini diberikan sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mendukung pemerataan kesempatan belajar bagi anak-anak Kendari.
Total beasiswa yang disalurkan mencapai ratusan juta rupiah, dengan rincian masing-masing Rp1 juta untuk 125 siswa PAUD, Rp1,5 juta bagi 610 siswa SD, serta Rp1,8 juta untuk 315 siswa SMP. Program ini diharapkan mampu meringankan beban orang tua sekaligus memacu motivasi belajar anak-anak sejak dini hingga jenjang menengah pertama.
Penulis: Sumarlin