Penulis : Redaksi

SOROWAKO, MITRANUSANTARA.ID – Memperingati Hari Mangrove Sedunia, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan dengan menanam 2.000 bibit mangrove dan melakukan restorasi bawah laut di kawasan pesisir Pasi-Pasi, Malili, Sulawesi Selatan. Tak hanya seremonial, aksi ini menjadi bukti nyata bahwa industri tambang bisa menjadi bagian dari solusi krisis iklim, bukan penyebabnya.

Aksi restorasi tersebut melibatkan kolaborasi strategis bersama TNI Angkatan Laut, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, organisasi konservasi, dan masyarakat pesisir. Kegiatan ini juga menjadi kelanjutan dari strategi jangka panjang PT Vale dalam membangun praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

“Kami tidak sekadar menanam pohon, tapi sedang menanam ketahanan untuk masa depan,” ujar Abu Ashar, Wakil Presiden Direktur dan Chief Operations & Infrastructure Officer PT Vale.

Dalam kajian ekologis yang dilakukan PT Vale tahun 2022, ditemukan bahwa kondisi ekosistem pesisir di Malili berada di ambang kritis, terumbu karang sehat hanya tersisa 30,96 hektar dari total 111 hektar, Ekosistem lamun tinggal 0,88 hektar.

Baca Juga  Lomba Desa Lestari 2024: PT Vale Dorong Kesadaran Lingkungan di Kolaka

Hutan mangrove masih ada sekitar 647 hektar, namun dalam kondisi kepadatan rendah dan menurunnya fungsi ekologis.

Sebagai upaya pemulihan menyeluruh, PT Vale menurunkan 50 struktur transplantasi terumbu karang (spider) dan membangun 20 rumah karang (nursery) di kawasan Mangkasa Point. Aksi ini melibatkan Sorowako Diving Club (SDC), TNI AL, BPSPL Makassar, dan Yayasan Konservasi Cinta Laut Indonesia (YKCLI).

Direktur Hubungan Eksternal PT Vale, Endra Kusuma, menyebutkan, rusaknya ekosistem pesisir tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga ekonomi masyarakat.

“Jika mangrove hilang, maka hilang juga benteng terakhir kita dari abrasi, badai, dan perubahan iklim,” ujarnya.

Bupati Luwu Timur melalui perwakilannya, Masdin, memberikan apresiasi kepada PT Vale atas konsistensinya menjaga ekosistem pesisir. Hal serupa disampaikan Danlantamal VI Makassar, Brigjen TNI (Mar) Dr. Wahyudi, yang menyebut penanaman mangrove sebagai bagian dari pertahanan negara di laut.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Sinergi antara TNI, pemerintah, industri, dan masyarakat sipil sangat penting,” tegas Wahyudi.

Kepala Desa Pasi-Pasi, Sofian Ibnu Hasim, juga menyambut baik inisiatif ini dan berharap program seperti ini bisa berlanjut secara mandiri oleh masyarakat.

Baca Juga  Tertibkan Kota, Kapolres Minta Pemkot Kendari Perbanyak CCTV

PT Vale percaya bahwa restorasi lingkungan bukan sekadar agenda hijau, tetapi bagian dari tanggung jawab moral dan strategi ESG (Environment, Social, and Governance).

“Restorasi ini bukan akhir, melainkan awal. Setiap mangrove yang tumbuh dan setiap terumbu yang pulih adalah bukti bahwa industri bisa menjadi bagian dari solusi iklim,” tutup Abu.

Sebelumnya, PT Vale sudah melaksanakam penanaman sebanyak 1.000 bibit mangrove jenis Rhizophora mucronata dan Rhizophora aviculata sebagai bagian dari Aksi Iklim dalam rangka memperingati Hari Ozom Sedunia. Kegiatan digelar di Desa Pasi-Pasi Malili, Luwu Timur, pada 28 September yang dirangkaikan dengan pelepasan kepiting bakau.

Penulis: Sumarlin

Visited 4 times, 4 visit(s) today
WhatsApp Follow WhatsApp Channel MITRANUSANTARA.ID untuk update berita terbaru setiap hari Follow