KENDARI, MITRANUSANTARA.ID – Menyambut hari raya Nyepi yang jatuh pada hari Sabtu 29 Maret 2025 Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan Melasti Bersama di Pantai Nambo,Rabu (26/3/2025). Acara ini diikuti sekira 5000 orang warga Hindu yang berasal dari Kota Kendari dan sebagian Kabupaten Konawe Selatan.
Ketua PHDI Sultra Prof. DR. Eng. I Nyoman Sudiana S.Pd., M.Si menyatakan Melasti dilakukan bertujuan untuk menyucikan diri dan alam dari energi negatif sebagai bagian dari rangkaian menyambut hari raya Nyepi.
Prosesi Melasti dilakukan pada sumber air seperti laut atau sungai dengan prosesi mengambil air kehidupan (tirta amerta) sebagai simbol permohonan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar umat Hindi di beri kekuatan dalam menghadapi Hari Raya Nyepi serta menjaga hubungan harmonis dengan Tuhan, alam dan sesama Manusia dalam perwujudan Tri Hita Karana.
Melasti Bersama kali ini di ikuti 18 Banjar dan Desa adat Hindu yang berasal dari Kota Kendari, dan 6 kecamatan Kabupaten Konawe Selatan yaitu Kecamatan Angata, Mowila, Landono, Ranomeeto Barat, Sabulakoa dan Moramo.
Sementara itu Ketua Banjar Suka Duka Sindhu Mertha Kota Kendari yang menggawangi Melasti Bersama tahun 2025 ini I Nengah Setiawan S.Pd menjelaskan, rangkaian ritual menyambut hari raya Nyepi telah dilaksanakan sejak beberapa hari sebelumnya yang dilakukan oleh masing-masing warga di banjar/desa adatnya masing-masing hingga kemudian secara bersama-sama mengikuti Melasti yang di pimpin oleh Ida Pandita Agnijaya Shree Shree Yogi Swara Sebali.
Di lain pihak, Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Sultra, I Komang Sukeyasa mengungkapkan setelah mengikuti seluruh rangkaian upacara ritual dalam menyambut hari raya Nyepi tahun baru saka 1947, seluruh masyarakat Hindu akan melakukan catur Brata penyepin yaitu Aamati Karya (tidak bekerja), Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Lelungan (tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang) dengan pesan maksud menghentikan semua aktivitas manusia sehingga Nyepi memberi kesempatan bagi alam untuk beristirahat dan pulih dari gangguan yang di timbulkan oleh kehidupan sehari-hari.
Penulis: Rizal
Editor : Redaksi