KENDARI, MITRANUSANTARA.id – Di Provinsi Sulawesi Tenggara, industri kecil menengah (IKM) memainkan peran penting dalam ekonomi daerah. Menurut data yang dipaparkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Tenggara pada tahun 2023, terdapat 15.364 unit IKM yang terdata. Dari data tersebut, diketahui bahwa industri pangan mendominasi dengan jumlah IKM sebanyak 5.952, memberikan kontribusi sebesar 38,7% terhadap total IKM di daerah tersebut.
Selain industri pangan, beragam jenis IKM turut berperan dalam perekonomian Sulawesi Tenggara. Meskipun kontribusinya relatif lebih kecil, sektor-sektor seperti elektronika, kerajinan, mesin, dan sandang juga memberikan sumbangan signifikan terhadap jumlah IKM. Ini mencerminkan keberagaman industri kecil menengah di wilayah tersebut.
Kepala Bidang IKM Disperindag Sultra Muh Yasser Tuwu menjelaskan, Pertumbuhan jumlah IKM dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren positif. Peningkatan sebanyak 453 unit usaha atau naik 3,03% dibandingkan tahun sebelumnya menandakan perkembangan yang stabil dalam sektor ini. Meskipun menghadapi tantangan, seperti dampak pandemi COVID-19, pertumbuhan IKM tetap terjaga.
“Di tahun 2019 jumlah IKM di Sultra sebanyak 13.211 meningkat menjadi 13.698 tahun 2020, saat itu terjadi pandemi tapi IKM di Sulawesi Tenggara tetap tumbuh, kemudian tahun 2021 menjadi 14.405 unit,” katanya.
Salah satu aspek penting dari pertumbuhan IKM adalah dampaknya terhadap penciptaan lapangan kerja. IKM cenderung mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja langsung daripada perusahaan besar, membantu mengurangi tingkat pengangguran di daerah tersebut. Fleksibilitas dalam menyesuaikan kebutuhan tenaga kerja dengan perubahan pasar juga menjadi keunggulan tersendiri.
Selain menciptakan lapangan kerja langsung, pertumbuhan IKM juga memberikan dampak positif pada sektor lain dalam ekonomi. Permintaan akan bahan baku atau layanan pendukung dari IKM menciptakan peluang kerja tambahan di sektor-sektor terkait, meningkatkan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Peningkatan jumlah IKM juga berpotensi memperkuat ekonomi lokal dan membangun fondasi yang lebih kokoh untuk pertumbuhan berkelanjutan. Dengan menggunakan sumber daya lokal dalam proses produksi, IKM menciptakan sirkulasi ekonomi di komunitas lokal, meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Industri pangan yang mendominasi sektor IKM di Sulawesi Tenggara memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian lokal. Dengan jumlah IKM yang tinggi, sektor ini menciptakan lapangan kerja yang luas dan berkelanjutan bagi masyarakat setempat, memperkuat daya beli, dan mengurangi tingkat pengangguran. Keberlanjutan pangan lokal juga diperkuat melalui pengolahan bahan baku lokal, seperti hasil pertanian dan perikanan daerah, yang mendukung petani, nelayan, dan produsen lokal.
Dominasi industri pangan juga membawa dampak positif dalam peningkatan nilai tambah produk. Pengolahan bahan baku lokal menjadi produk pangan siap saji meningkatkan nilai tambah produk, membuka peluang pasar yang lebih luas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dengan meningkatkan pendapatan perusahaan dan tenaga kerja. Seiring dengan itu, lingkungan industri pangan menciptakan kondisi yang kondusif untuk inovasi dan pengembangan produk baru, yang dapat meningkatkan daya saing di pasar.
Tak hanya itu, industri pangan juga memberikan manfaat dalam hal peningkatan akses pasar. Produk pangan lokal yang berkualitas dapat menjadi daya tarik bagi pasar lokal, nasional, dan internasional. Dengan memperluas jaringan distribusi dan memanfaatkan platform digital, IKM di sektor ini dapat mengakses pasar yang lebih luas, meningkatkan penjualan produknya, dan mendukung pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan.
Selain itu, industri pangan lokal yang unik dan berkualitas juga memberikan dukungan bagi sektor pariwisata daerah. Produk makanan dan minuman khas Sulawesi Tenggara dapat menjadi daya tarik wisatawan, meningkatkan pendapatan sektor pariwisata, dan memperkuat identitas budaya lokal. Selain itu, industri pangan juga menjadi salah satu sektor yang dapat memberdayakan masyarakat lokal, terutama para petani, nelayan, dan pengrajin kecil.
Upaya pemerintah, terutama Disperindag Sulawesi Tenggara, dalam membina dan mendukung pengembangan IKM menjadi kunci kesuksesan sektor ini. Melalui pendampingan, pelatihan, dan fasilitasi pasar, Disperindag berperan dalam meningkatkan daya saing dan kapasitas IKM lokal.
Dalam konteks ini, pendorong pertumbuhan IKM tidak hanya berasal dari faktor internal, tetapi juga kolaborasi dengan berbagai pihak terkait, seperti pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan sektor pendidikan. Sinergi antara berbagai pemangku kepentingan menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan IKM. (Adv)