KENDARI, MITRANUSANTARA.ID – Konferensi Daerah (Konferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) PDI Perjuangan Sulawesi Tenggara digelar bersama 17 DPC kabupaten/kota, Senin (24/11/2025), di salah satu hotel Kota Kendari. Pertemuan ini menjadi forum terbuka, tempat partai membedah kekuatan politik, arah pembangunan, dan masalah kesenjangan hasil pengelolaan sumber daya alam (SDA) di Sultra.
Ketua DPD PDIP Sultra, Lukman Abunawas, membuka jalannya pertemuan dengan paparan pencapaian kursi legislatif yang disebut tertinggi di daerah.
“Kita punya 81 kursi, terbanyak di Sultra. Tujuh ketua DPRD, tujuh wakil ketua DPRD. Ini hasil kerja nyata bersama rakyat,” katanya penuh antusias.
Namun pernyataan Lukman tidak berhenti pada euforia politik. Ia menekankan arah program lima pilar pembangunan yang telah ditetapkan PDIP Sultra: pertanian, kelautan-perikanan, pertambangan, kepemudaan, dan pariwisata. Ia menegaskan bahwa kader PDIP wajib membangun basis produktif, bukan hanya bergerak pada pertarungan elektoral.
“Sumber daya ada, tetapi rakyat harus merasakan manfaatnya,” tegasnya.
Di sisi lain, Gubernur Sultra Andi Sumangerukka memberikan pandangan tajam mengenai ketimpangan pengelolaan SDA di daerah. Ia menyebut Sultra tidak bisa disebut kaya apabila hanya menjadi penyetor bahan baku mentah tanpa nilai tambah.
“Saya hitung, 118 triliun nilai bahan baku itu keluar dari sini, tapi dana yang masuk ke daerah cuma sekitar ratusan miliar. Jangan merasa kaya kalau tidak menikmati hasilnya,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta.
ASR juga mengingatkan pentingnya partai politik sebagai kontrol pembangunan, bukan hanya mesin kompetisi politik.
“Kami pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Ada check and balance. Kalau tidak dikontrol, bisa terjadi penyimpangan. Politik harus menjadi pendidikan, bukan hanya perebutan kekuasaan,” tegasnya.
Konferda juga menjadi momentum evaluasi internal PDIP. Perwakilan DPP PDI Perjuangan sekaligus Wakil Bendahara Bidang Internal, Rudianto Tjen, menyampaikan bahwa DPP telah menentukan Ketua, Sekretaris dan Bendahara, DPD dan DPC.
Menurut Anggota DPR RI ini, penentuan susunan pengurus baru bukan untuk saling mengungguli, tetapi untuk saling melengkapi.
“Dalam rumah tangga saja tidak semua merasa pas. Yang penting satu tujuan, membangun Sulawesi Tenggara. Kalau belum 100 persen diterima, itu bukan alasan mundur, tetapi alasan bekerja lebih baik,” ujarnya.
Pesan Rudianto menggambarkan sikap partai menghadapi tahun politik dan konsolidasi baru, bukan mencari siapa yang paling kuat, tetapi siapa yang siap bekerja membangun daerah.
Penulis: Sumarlin



