KENDARI, MITRANUSANTARA.ID – Tak ada waktu untuk ragu di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kota Kendari. Di ruang inilah, setiap detik berarti, dan pelayanan cepat bisa menjadi pembeda antara hidup dan mati. Namun, di balik ritme kerja yang serba cepat itu, manajemen RSUD Kota Kendari justru berupaya menghadirkan sisi lain: pelayanan yang lebih manusiawi.
Lewat Forum Konsultasi Publik (FKP) yang digelar di ruang Anturium, Kamis (13/11/2025), dr. Haeril Rifai, narasumber yang juga dokter penanggung jawab pelayanan IGD, memaparkan berbagai langkah pembenahan yang sedang dan akan dilakukan. Menurutnya, peningkatan kualitas pelayanan tak hanya bicara alat atau ruangan, tapi juga soal sikap dan empati petugas terhadap pasien.
“Setiap pasien datang membawa rasa takut dan harapan. Tugas kami bukan hanya mengobati, tapi juga menenangkan,” ujarnya.
Data yang disampaikan dr. Haeril menunjukkan, kunjungan pasien IGD terus meningkat dari 1.378 per bulan pada 2023 menjadi 1.677 pada 2024. Artinya, setiap hari rata-rata 60 pasien mendapat layanan darurat. “Angka ini bukti bahwa kepercayaan masyarakat terus tumbuh. Tapi itu juga tantangan besar untuk kami agar pelayanan tetap cepat dan bermutu,” katanya.
Saat ini, IGD RSUD Kota Kendari memiliki 24 tempat tidur yang dibagi berdasarkan tingkat kegawatan: triase merah, kuning, hijau, hingga ruang tindakan dan isolasi. Dalam waktu dekat, kapasitas akan ditambah menjadi 36 tempat tidur melalui pembangunan gedung IGD baru yang lebih representatif dan modern.
Namun, peningkatan fisik bukan satu-satunya fokus. dr. Haeril menyebut pihaknya tengah memperkuat budaya kerja dengan prinsip “5S+1E” Senyum, Salam, Sapa, Santun, Sabar, dan Empati.
“Pelayanan medis itu bukan sekadar cepat, tapi juga harus manusiawi. Kami ingin setiap pasien merasa aman, didengar, dan dihargai,” tegasnya.
Didukung oleh 24 dokter umum dan 22 perawat, tim IGD RSUD Kota Kendari kini tengah memantapkan sistem triase gawat darurat yang menekankan kecepatan dan akurasi tindakan. Pasien kategori triase merah ditangani kurang dari satu menit, kuning tiga menit, dan hijau maksimal lima menit.
“Forum ini jadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk memberi masukan langsung. Kami ingin IGD ini benar-benar menjadi milik warga Kendari, tempat pertama yang diingat ketika butuh pertolongan cepat, dan tempat yang dipercaya karena pelayanannya tulus,” pungkas dr. Haeril.
Wakil Direktur SDM RSUD Kota Kendari, dr. Fauziah, menegaskan pentingnya sinergi antara tenaga kesehatan, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang semakin baik.
“Kami ingin membuka ruang komunikasi dua arah dan mendengar langsung masukan maupun kritik dari masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkualitas tidak akan bisa berjalan hanya dari satu sisi. Dibutuhkan kerja sama dan saling memahami agar rumah sakit ini terus berkembang,” ujarnya.
Menurut dr. Fauziah, forum ini diharapkan tidak hanya berhenti pada sesi diskusi, tetapi menghasilkan langkah nyata dalam peningkatan mutu pelayanan, terutama di aspek kecepatan penanganan pasien, keselamatan, kenyamanan ruang, serta komunikasi yang lebih humanis antara petugas dan pasien.
Pelayanan spesialis di RSUD Kota Kendari kini semakin lengkap dengan kehadiran lebih dari 20 dokter spesialis dan subspesialis di berbagai bidang. Di antaranya terdapat spesialis bedah, penyakit dalam, kebidanan dan kandungan, jantung dan pembuluh darah, saraf, anak, paru, serta anastesi dan terapi intensif. Selain itu, rumah sakit juga memiliki layanan unggulan seperti bedah vaskuler, ginjal–hipertensi, patologi anatomi, hingga rehabilitasi medik. Ketersediaan tenaga medis berkompeten ini menjadi pilar penting peningkatan mutu layanan, terutama di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang setiap hari melayani rata-rata 60 pasien.
Penulis: Sumarlin



