KENDARI, MITRANUSANTARA.id – Dukungan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) sangat penting dalam pengembangan produk berbasis kearifan lokal di daerah. Disperindag berperan sebagai fasilitator yang membantu pelaku usaha lokal dalam memanfaatkan potensi lokal untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah tinggi dan khas. Salah satu aspek penting dalam pengembangan produk lokal adalah ketersediaan bahan baku yang memadai dan berkualitas. Di Sulawesi Tenggara, terdapat potensi bahan baku yang melimpah, seperti kelapa, coklat, dan rumput laut, yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai produk berbasis kearifan lokal.
Pemanfaatan bahan baku lokal, seperti kelapa, coklat, dan rumput laut, menjadi fokus utama dalam pengembangan produk berbasis kearifan lokal. Disperindag memberikan dorongan dan bimbingan kepada pelaku usaha dalam memanfaatkan bahan baku lokal secara optimal untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan unggul.
“Kalau kita bicara secara keseluruhan industri kecil kita dorong penggunaan berbasis community unggulan daerah dalam proses produksinya contoh kita punya Kakao kelapa dan rumput laut jadi industri pangan yang memproduksi hasil dari komoditi itu bisa menggunakan bahan baku dari daerah ini,” ungkap Kabid IKM Disperindag Sultra Muh Yasser Tuwu, di Ruang Kerjanya, Selasa (26/3/2024).
Selain mendukung pengembangan produk berbasis kearifan lokal, Disperindag juga berperan dalam memastikan ketersediaan bahan baku yang memadai. Disperindag bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk petani dan nelayan lokal, untuk memastikan pasokan bahan baku terjamin dan berkelanjutan.
Ketersediaan bahan baku lokal yang memadai membantu menjamin kelangsungan produksi dan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar. Dengan demikian, Disperindag memainkan peran penting dalam memastikan ketersediaan bahan baku yang memadai bagi pelaku usaha lokal.
Pemanfaatan bahan baku lokal juga membantu memperkuat identitas dan nilai-nilai budaya daerah dalam produk-produk lokal. Ini memberikan keunikan tersendiri bagi produk lokal dan meningkatkan daya tariknya di mata konsumen.
Kemudian beberapa tahun terakhir Disperindag lanjut Yasser terus mensosialisasikan penggunaan pakaian tenun untuk kegiatan resmi, kalau dulunya orang ke pesta pernikahan menggunakan batik, kini masyarakat Sulawesi Tenggara sudah bangga menggunakan kain tenun khas Sulawesi Tenggara. Bahkan saat ini tidak hanya pakain, produk tenun sudah dikembangkan seperti tas dan dompet.
Dengan adanya dukungan dari Disperindag, pelaku usaha lokal dapat lebih percaya diri dalam mengembangkan produk berbasis kearifan lokal. Mereka merasa didukung dan didorong untuk terus berinovasi dan menghasilkan produk-produk yang memadukan nilai-nilai tradisional dengan kebutuhan pasar modern.
Dukungan Disperindag terhadap pengembangan produk berbasis kearifan lokal juga berdampak positif pada ekonomi lokal. Penjualan produk lokal dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat setempat serta membuka peluang lapangan kerja baru.
“Pelatihan untuk meningkatkan daya saing pelaku IKM setiap tahun rutin kami lakukan di 17 kabupaten kota di Sultra, kemudian promosi juga gencar kami lakukan dengan mengikutkan produk IKM ke pameran-pameran,” tambahnya.
Selain itu, dukungan Disperindag juga membantu menjaga keberlanjutan lingkungan. Dengan memanfaatkan bahan baku lokal secara berkelanjutan, praktik produksi yang ramah lingkungan dapat dipertahankan dan dikembangkan.
Pengembangan produk berbasis kearifan lokal juga mendukung promosi pariwisata daerah. Produk lokal yang unik dan berkualitas tinggi dapat menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.
Dengan demikian, dukungan Disperindag dalam pengembangan produk berbasis kearifan lokal dan pemanfaatan bahan baku lokal memiliki dampak yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi, pelestarian budaya, dan keberlanjutan lingkungan di Sulawesi Tenggara. (Adv)