Penulis : Redaksi

KENDARI, MITRANUSANTARA.ID – Ribuan warga Kota Kendari turun ke jalan, pesisir, dan lingkungan pemukiman dalam gerakan gotong royong massal nasional menuju Indonesia Bersih 2029 yang digelar bertepatan dengan World Clean Up Day, Sabtu (20/9/2025). Aksi ini berlangsung serentak di seluruh kelurahan dan kecamatan, dengan pusat kegiatan di Jalan Budi Utomo Baru, Kelurahan Wua-wua, Kecamatan Wua-wua.

Sejak pagi, ratusan warga bersama pejabat Pemerintah Kota Kendari bergabung membersihkan sampah rumah tangga, plastik, hingga limbah anorganik lainnya. Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, turut hadir sekaligus membacakan sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI.

Dalam sambutannya, Menteri LHK menekankan bahwa World Clean Up Day bukan hanya ajang bersih-bersih, tetapi gerakan kolektif membangun kesadaran baru. Indonesia sendiri tercatat sebagai negara dengan jumlah relawan terbanyak sejak gerakan ini diakui PBB pada 2018. Tahun ini, target partisipasi ditetapkan 13 juta relawan nasional atau 5 persen dari penduduk setiap daerah.

“Gerakan ini bukan sekadar mengangkat sampah dari jalanan, tetapi menanamkan budaya gotong royong, memperkuat layanan publik, serta mengarahkan kota-kota di Indonesia menuju standar Adipura dan target nasional 100 persen sampah terkelola di tahun 2029,” ujar Siska membacakan pesan Menteri LHK.

Baca Juga  Sherly Tjoanda-Sarbin Sehe Unggul Sementara di Quick Count Pilgub Maluku Utara 2024

Menteri LHK dalam sambutannya juga mengingatkan soal kondisi TPA di Indonesia yang mayoritas masih menggunakan sistem open dumping dan kini banyak yang dalam kondisi penuh. Krisis ini, kata dia, hanya bisa dijawab melalui layanan publik pengelolaan sampah yang profesional, transparan, dan berkelanjutan.

Kota Kendari sendiri dinilai beruntung karena termasuk dalam 171 kabupaten/kota yang sudah memiliki TPA. Bahkan, tahun depan direncanakan beralih ke sistem sanitary landfill, sebuah langkah maju menuju pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan.

Bagi Wali Kota Kendari, gerakan ini juga menjadi bagian dari upaya meraih penghargaan Adipura. Namun lebih dari itu, ia menekankan pentingnya menjadikan kebersihan sebagai budaya sehari-hari, bukan sekadar seremoni tahunan.

“Kebersihan harus kita rawat bersama. Kendari bersih bukan karena acara besar seperti ini, melainkan karena kebiasaan warga setiap hari,” tegas Siska.

Di Kendari, sekitar 18 ribu orang ikut serta, tersebar di 65 kelurahan dan 11 kecamatan. Setiap kelurahan rata-rata mengerahkan hampir 300 peserta. Aksi ini juga dibarengi edukasi pemilahan sampah organik dan anorganik, termasuk plastik, kertas, kaca, dan kaleng.

Baca Juga  Hari Menanam Pohon Indonesia: 2.200 Pohon Hiasi Tahura Nipa-Nipa

Ketua Panitia, Amir Hasan, menyebut kegiatan tahun ini punya makna lebih.

“Partisipasi warga Kendari menunjukkan kepedulian nyata. Setiap hari TPA kita menampung sekitar 173 ton sampah. Kalau tidak ada perubahan perilaku, kita akan menghadapi darurat sampah,” jelasnya.

Gerakan World Clean Up Day 2025 berlangsung di 151 negara dengan jutaan relawan. Di Indonesia, hingga 19 September tercatat lebih dari 335 ribu relawan dari 26 provinsi dan 99 kabupaten/kota sudah terlibat, dengan sekitar 490 ton sampah berhasil dikelola. Aksi ini masih akan berlangsung hingga pertengahan Oktober dengan laporan tambahan dari daerah lain.

Dengan semangat gotong royong, warga Kendari berharap gerakan ini tidak berhenti di satu hari, melainkan menjadi kebiasaan kolektif menuju cita-cita besar: Indonesia Bersih 2029.

Penulis: Sumarlin

Visited 48 times, 1 visit(s) today
WhatsApp Follow WhatsApp Channel MITRANUSANTARA.ID untuk update berita terbaru setiap hari Follow