KENDARI, MITRANUSANTARA.id – Sarlin, seorang pengrajin kerajinan Nentu Hati Mulia, telah mencatat perjalanan yang menginspirasi dalam dunia industri kecil menengah (IKM) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Kerajinan lokal ini telah berhasil mendapatkan perhatian tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional, bahkan menjadi salah satu produk unggulan dari daerah tersebut.
Sejak muda, Sarlin telah memiliki minat yang kuat dalam kerajinan Nentu, sebuah kerajinan tangan yang menggunakan bahan dasar tanaman paku-pakuan yang tumbuh subur di wilayah Sulawesi Tenggara. Bahkan, pendidikan tingginya pun didanai dari hasil penjualan kerajinan Nentu tersebut, menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam mengembangkan bisnisnya.
Meskipun mengalami berbagai kendala dan tantangan sepanjang perjalanannya, Sarlin tetap gigih dalam meniti karirnya sebagai pengrajin Nentu. Tahun 2013 menjadi poin balik penting setelah mendapatkan pendampingan dari berbagai lembaga pemerintah dan non pemerintah salah satunya, Disperindag Sultra, di mana usahanya mulai berkembang pesat.
Produk-produk kerajinan Nentu buatannya telah berhasil diperkenalkan dan dipasarkan tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional dan internasional. Dengan sekitar 20 jenis model produk, keterampilan Sarlin dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi telah diakui di banyak pasar potensial.
“Tantangan menjalankan usaha ini banyak, kalau dari sisi produk tantangan saya itu membuat meja, tantangan itu harus dihadapi kalau mau maju,” ungkapnya dalam tayangan Youtube kendarikotagoid.
Untuk mencapai tantangan itu, Sarlin tak berpangku tangan, dia bahkan siap menambah pengetahuannya dengan mengikuti pelatihan membuat meja dan kursi yang akan dilakukan tahun 2024 .
Selain itu, kerajinan Nentu Sarlin telah berhasil menembus pasar di Papua, Jakarta, Makassar, hingga mancanegara seperti Jerman dan Belanda. Ini menunjukkan betapa luasnya jangkauan pasar yang berhasil diraih oleh Sarlin.
Harga jual yang bervariasi dari Rp200 ribu hingga Rp1 juta per produk menunjukkan nilai dan kualitas dari hasil karya Sarlin. Dengan omset bulanan yang mencapai angka Rp5 juta hingga Rp15 juta, Sarlin telah membuktikan bahwa kerajinan Nentu bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga sebagai sumber penghasilan yang signifikan.
Keberhasilan Sarlin tidak lepas dari dukungan penuh pemerintah dan non pemerintah, salah satunya, Disperindag Sultra, yang memberikan berbagai bantuan dan fasilitasi. Dari pendampingan hingga bantuan administratif seperti Nomor Induk Berusaha (NIB) dan perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), Sarlin telah mendapatkan dukungan yang komprehensif dari pemerintah dalam mengembangkan bisnisnya.
Dengan adanya dorongan dan bimbingan dari Disperindag Sultra, Sarlin bahkan dapat memberikan pelatihan anyaman Nentu di Kabupaten Muna, yang membantu mengembangkan potensi kerajinan lokal di daerah lain.
“Saat ini Hati Mulia (ibu Sarlin) sedang kami bawa menjadi instruktur kerajinan nentu pada Bimtek di Kabupaten Muna,” ungkap Kabid IKM Diseperindag Sultra Muh Yasser Tuwu.
Melalui berbagai kegiatan seperti Pameran Internasional Trade Expo Indonesia dan diklat ekspor, Disperindag Sultra terus memberikan dorongan dan bimbingan kepada Sarlin untuk terus berkembang dan memperluas jangkauan pasar untuk produk kerajinan Nentu.
Kisah sukses Sarlin adalah contoh nyata dari bagaimana kerjasama antara pelaku usaha IKM dan pemerintah dapat menciptakan peluang dan menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian lokal dan nasional. (Adv)