MUNA, MITRANUSANTARA.ID – Belum lama ini, Kementerian Transmigrasi Indonesia memperkenalkan sebuah paradigma baru dalam program transmigrasi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan sinergi inovasi dan kolaborasi bersama berbagai pihak, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga transmigrasi serta masyarakat sekitar, tanpa bergantung sepenuhnya pada anggaran pemerintah yang terbatas. Salah satu daerah yang menjadi fokus revitalisasi adalah Kabupaten Muna, yang terletak di kawasan timur Indonesia, dengan harapan dapat menciptakan sentra ekonomi baru di luar Pulau Jawa.
Bukan Jawanisasi, Melainkan Akulturasi dan Pelestarian Lingkungan
Dalam paradigma baru ini, program transmigrasi tidak lagi dipandang sebagai bentuk jawanisasi, tetapi lebih sebagai upaya untuk memperkuat akulturasi budaya antarwarga, serta menjaga pelestarian lingkungan. Kementerian Transmigrasi menekankan pentingnya pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, sehingga kawasan transmigrasi tidak hanya memberikan manfaat ekonomi jangka pendek, tetapi juga melestarikan alam untuk generasi yang akan datang.
“Konsep transmigrasi yang baru ini mengedepankan nilai-nilai lokal, keberagaman budaya, serta kepekaan terhadap isu lingkungan. Kami ingin menciptakan kawasan transmigrasi yang mandiri dan berkembang dengan memanfaatkan potensi lokal secara maksimal,” ujar seorang perwakilan Kementerian Transmigrasi.
Kabupaten Muna: Sentra Ekonomi Baru di Indonesia Timur
Salah satu kawasan yang menjadi fokus pengembangan adalah Kabupaten Muna, yang dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi sentra ekonomi baru. Pemerintah berharap, melalui program transmigrasi yang mengintegrasikan sektor-sektor unggulan seperti kelautan, pertanian, dan pariwisata, wilayah ini bisa menjadi motor penggerak pemerataan ekonomi di Indonesia timur.
Fajar Wunanto, mantan Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Muna (2019–2023), menekankan bahwa program transmigrasi sangat penting untuk membuka sentra ekonomi baru, mempercepat pembangunan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Fajar Wunanto berbagi pandangannya tentang bagaimana program transmigrasi memberikan dampak positif bagi daerah.
“Program transmigrasi di Muna telah membuka banyak peluang baru bagi masyarakat. Kawasan transmigrasi seperti Bangun Sari kini menjadi pusat industri rumahan tempe dan meubel. Ini adalah bukti nyata bahwa program transmigrasi dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal,” jelas Fajar.
Fajar menguraikan, manfaat strategis Program Transmigrasi di Kabupaten Muna
- Pembukaan Sentra Ekonomi Baru
Kawasan transmigrasi seperti Bangun Sari telah berkembang pesat menjadi sentra industri rumahan, seperti industri tempe dan meubel. Ini memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar dengan menciptakan lapangan kerja baru. - Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan sistem irigasi di kawasan transmigrasi mempercepat aksesibilitas dan pembangunan wilayah yang sebelumnya terisolasi. Infrastruktur yang lebih baik juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat. - Pemanfaatan Lahan Tidur
Lahan-lahan yang sebelumnya tidak produktif kini dimanfaatkan untuk pertanian, peternakan, dan perikanan, memberikan kontribusi besar bagi perekonomian daerah serta mengurangi ketergantungan pada lahan-lahan produktif yang terbatas. - Kawasan Transmigrasi sebagai Kawasan Emas
Dalam RPJMN 2019–2024 Kabupaten Muna, Kawsan Muna Timur telah ditetapkan sebagai kawasan emas dengan potensi besar di sektor kelautan, tambak, dan rumput laut. Potensi ini diharapkan dapat dimaksimalkan dengan dukungan program transmigrasi yang berkelanjutan.
Kolaborasi Pemerintah Daerah dan Akademisi untuk Tata Kelola yang Terintegrasi
Untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan program transmigrasi di Muna, pemerintah daerah bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk merancang tata kelola kawasan transmigrasi yang lebih terintegrasi. Kawasan Muna Timur diproyeksikan menjadi model pembangunan berbasis potensi lokal yang dapat diterapkan di daerah lain di Indonesia.
“Dengan pendekatan yang berbasis pada potensi lokal dan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi, kami berharap program transmigrasi dapat menjadi motor penggerak pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Fajar Wunanto.
Lebih dari itu, Fajar menyebut paradigma baru dalam program transmigrasi ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi ketimpangan penduduk antarwilayah, tetapi juga untuk menciptakan kawasan yang mandiri, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
“Dengan pendekatan yang lebih inovatif dan kolaboratif, program ini diharapkan dapat menjadi pendorong utama bagi kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Muna dan sekitarnya, serta berkontribusi pada pemerataan pembangunan di Indonesia Timur,”Pungkas Fajar.
Laporan: Aka