WANGI-WANGI, MITRANUSANTARA. id – Dalam bayang-bayang indahnya, Kabupaten Wakatobi ternyata menyimpan cerita yang menggugat hati. Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di sana naik menjadi 15.340 jiwa pada tahun 2023, dibandingkan pada tahun sebelumnya sebanyak 15.010 jiwa. Angka yang meningkat ini memperlihatkan betapa nyata tantangan kemiskinan yang harus dihadapi.
Kepala BPS Kabupaten Wakatobi, La Ode Ikhsanuddin Hamid, menjelaskan bahwa, kenaikan jumlah penduduk miskin ini dipicu oleh inflasi yang berimbas pada pendapatan dan daya beli masyarakat.
Menurut survei yang dilakukan oleh BPS, biaya untuk memenuhi kebutuhan dasar seseorang dalam sebulan naik dari Rp 319 ribu pada tahun 2022 menjadi Rp 340 ribu pada tahun 2023. Angka ini menjadi patokan untuk menentukan status kemiskinan, di mana seseorang dianggap miskin jika pengeluarannya kurang dari Rp 340 ribu perbulan.
Di tengah tantangan yang menghimpit, La Ode Ikhsanuddin Hamid mengimbau kepada Pemerintah Kabupaten Wakatobi untuk menekan inflasi yang masih tinggi.
Selain itu, sebagai daerah yang ekonominya masih bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), pemanfaatan APBD di triwulan pertama diharapkan dapat lebih dimaksimalkan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan bantuan kepada warga yang terpinggirkan oleh kemiskinan.
Melihat dari persentase penduduk miskin di 17 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Wakatobi ternyata termasuk dalam kategori yang tinggi kemiskinannya.
Bahkan, presentase penduduk miskin di Kabupaten Wakatobi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Provinsi Sulawesi Tenggara, yang hanya mencapai 11,43 persen pada tahun 2023.
Meskipun tantangan kemiskinan ini begitu berat, namun ada harapan yang masih menyala. Dengan kesadaran dan kerjasama semua pihak, Kabupaten Wakatobi dapat mengatasi masalah ini dan membawa perubahan yang lebih baik bagi masyarakatnya.
Penulis: Zayyan