KENDARI, mitranusantara.id- Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80 tahun 2025 menjadi momen penting bagi Ketua DPRD Sulawesi Tenggara, La Ode Tariala, untuk mengajak seluruh elemen masyarakat bersatu membangun daerah. Mengusung tema nasional “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, ia menegaskan bahwa kemajuan Sultra harus lahir dari pemerintahan yang bersih, transparan, dan bebas korupsi.
“Kita ingin Sultra maju, tapi kemajuan itu tidak boleh dibayar dengan hilangnya integritas. Pemerintahan yang bersih adalah syarat utama kesejahteraan rakyat,” tegas La Ode Tariala.
Sultra, Kontributor Signifikan untuk APBN
Data menunjukkan, Sulawesi Tenggara tidak hanya berkembang secara infrastruktur dan ekonomi lokal, tetapi juga menjadi penyumbang penting dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hingga akhir September 2024, realisasi belanja negara di Sultra mencapai Rp18,93 triliun. Angka ini meliputi:
- Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1.917,39 miliar (per akhir Mei 2025), mencakup belanja pegawai, barang, modal, dan bantuan sosial.
- Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp13.467,92 miliar atau 72,04% dari pagu, naik 9,40% dibanding tahun sebelumnya, terutama dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Desa.
Dari sisi penerimaan negara, Sultra turut menyumbang melalui:
- PNBP sebesar Rp560,70 miliar hingga Agustus 2024, tumbuh 1,70% dari tahun sebelumnya.
- Penerimaan kepabeanan dan cukai yang mencatat tren positif, meski penerimaan pajak mengalami sedikit penurunan.
“Kontribusi ini harus kembali pada rakyat dalam bentuk pembangunan yang nyata dan merata. Setiap rupiah anggaran harus tepat sasaran,” ujar La Ode Tariala.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Bagi La Ode Tariala, angka-angka kontribusi Sultra terhadap APBN bukan sekadar data di atas kertas, melainkan peluang besar untuk mengakselerasi kesejahteraan rakyat. Dengan belanja negara yang mencapai Rp18,93 triliun pada 2024, Sultra memiliki modal fiskal yang kuat untuk membangun infrastruktur, memberdayakan UMKM, dan memperluas lapangan kerja.
“Kuncinya adalah efisiensi dan ketepatan sasaran. Belanja negara harus menggerakkan ekonomi dari kota hingga desa, dari pusat industri hingga pelosok perbatasan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa DPRD akan memperkuat fungsi pengawasan, memastikan setiap program pembangunan memiliki dampak langsung bagi masyarakat, bukan sekadar proyek formalitas. Sinergi pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat, menurutnya, akan menjadi motor percepatan pertumbuhan ekonomi Sultra.
Generasi Muda, Kunci Masa Depan
La Ode Tariala melihat pemuda Sultra sebagai aset strategis yang akan menentukan arah pembangunan 20 hingga 30 tahun ke depan. Ia mengajak generasi muda untuk tak sekadar menjadi penonton, tetapi ikut menjadi penggerak ekonomi kreatif, inovator teknologi, dan penjaga integritas daerah.
“Kita ingin mencetak generasi berintegritas tinggi, yang bukan hanya pintar mencari peluang, tapi juga berani menolak jalan pintas yang merusak masa depan,” tegasnya.
Ia mendorong adanya program pelatihan kewirausahaan, penguatan literasi digital, hingga pendidikan anti-korupsi sejak dini agar anak muda Sultra siap bersaing di tingkat nasional bahkan global.
Persatuan Adalah Fondasi
Menurut La Ode Tariala, Sultra adalah miniatur Indonesia dengan keragaman budaya, bahasa, dan latar belakang politik. Justru keragaman inilah yang menjadi modal sosial paling berharga jika dikelola dengan semangat kebersamaan.
Ia mengajak seluruh elemen, mulai dari pemerintah, tokoh masyarakat, akademisi, pelaku usaha, hingga masyarakat desa, untuk mengesampingkan ego sektoral demi membangun daerah secara kolektif.
“Perbedaan adalah kekayaan, bukan penghalang. Selama kita bersatu, semua tantangan bisa kita hadapi. Persatuan adalah pondasi untuk mewujudkan Sultra yang berdaulat, sejahtera, dan maju,” pungkasnya.
Laporan: Novrizal R Topa