Penulis : Redaksi

Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur serius dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan keberlanjutan investasi di daerah.

JAKARTA, mitranusantara.id – Dalam pertemuan bersama para pelaku usaha tambang dan migas di Jakarta, Gubernur Kalimantan Timur Dr H Rudy Mas’ud atau yang akrab disapa Gubernur Harum membagikan pengalaman uniknya saat menempuh perjalanan darat dari Samarinda ke Kutai Barat (Kubar) pekan lalu. Tak seperti biasanya, Gubernur Harum memilih mengemudikan langsung kendaraan dinasnya untuk merasakan sendiri kondisi jalanan yang dilalui masyarakat.

“Saya langsung bawa sendiri kendaraannya agar tahu apa yang dirasakan masyarakat. Jalannya rusak parah Pak,” ungkap Gubernur Harum dengan nada prihatin.

Perjalanan sejauh 320 kilometer itu membawanya menyusuri ruas jalan yang rusak berat, terutama di kawasan perbatasan Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, tepatnya di antara Perian hingga Barong Tongkok. Dalam pengamatannya, kerusakan parah jalan bukan disebabkan oleh aktivitas perusahaan sawit, melainkan oleh angkutan alat berat dari industri pertambangan.

“Long bed atau trailer saja sekitar 20 ton. Kalau ditambah alat berat seperti PC 330 atau bahkan PC 400, total tonase bisa mencapai 50 hingga 60 ton. Sejauh mana alat berat ini dibawa, sepanjang itu pula jalan akan rusak,” jelasnya.

Sebagai langkah konkret, Gubernur Harum langsung berkoordinasi dengan Kapolda Kaltim untuk membatasi penggunaan jalan darat oleh angkutan alat berat. Ia menekankan pentingnya pemanfaatan jalur sungai atau laut guna menghindari kerusakan infrastruktur jalan, baik itu jalan nasional, provinsi, maupun kabupaten.

“Seluruh angkutan alat berat kalau bisa lewat jalur sungai atau laut, supaya tidak merusak jalan APBN atau jalan APBD,” tegasnya.

Gubernur Harum menegaskan komitmennya untuk tetap mendukung keberlangsungan investasi pertambangan di Kaltim. Namun, ia juga menuntut tanggung jawab dari pihak perusahaan untuk menjaga kondisi jalan demi kepentingan bersama.

“Kami akan melindungi investasi pertambangan agar tetap eksis. Tapi perusahaan juga harus punya andil, jangan biarkan jalan kita rusak karena kelalaian angkutan berat,” pungkasnya

Laporan: Novrizal R Topa

Visited 30 times, 1 visit(s) today
WhatsApp Follow WhatsApp Channel MITRANUSANTARA.ID untuk update berita terbaru setiap hari Follow