KENDARI, MITRANUSANTARA.ID – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kendari menggelar dialog publik, dalam upaya meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam pembangunan daerah dan Pilkada 2024. Selasa (1/10/2024).
Acara yang terselenggara di sebuah warkop di Kota Kendari ini, merupakan respons terhadap situasi politik dan tahapan Pilkada yang berlangsung, sekaligus sebagai momentum konsolidasi organisasi dalam menyukseskan Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) GMNI Kendari yang ke-VII.
Dialog ini dihadiri oleh beberapa narasumber, termasuk Hajaruddin dari Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Sulawesi Tenggara, Muh. Najib Husein, seorang pengamat politik dan akademisi di Universitas Halu Oleo (UHO), serta Bung Zulzaman, Koordinator Gerakan Muda Peduli Pemilu dan senior GMNI Kendari.
Ketua GMNI Kendari, Rasmin Jaya, dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk merefleksikan peran pemuda dalam pemilu dan pesta demokrasi.
“Pemuda adalah aset penting dan bisa memberikan perubahan nyata bagi masyarakat dan negara,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Rasmin juga mendorong pemerintah daerah untuk menjalin kolaborasi dengan mahasiswa dalam mengawasi sistem kepemimpinan.
“Visi dan program yang baik akan menciptakan pemberdayaan dalam pembangunan dan ekonomi,” tegasnya.
Dialog tersebut dipandu oleh kader GMNI Kendari, Sarinah Irma, yang menggarisbawahi pentingnya pemuda dalam mengisi posisi kepemimpinan.
“Mahasiswa harus terlibat langsung dalam mengawal kebijakan politik dan demokrasi,” katanya.
Ditempat yang sama, Hajaruddin dari KIPP menekankan pentingnya generasi muda, terutama mahasiswa, untuk memberikan perubahan konkret dalam masyarakat. Ia juga mengingatkan bahwa pemilu harus diawasi dengan ketat agar berlangsung dengan jujur dan adil.
“Keterlibatan mahasiswa sangat krusial untuk menentukan nasib daerah ke depan,” ujarnya.
Sementara itu, Muh. Najib Husein menambahkan bahwa mahasiswa harus berperan aktif dalam dinamika politik, memberikan edukasi politik kepada masyarakat.
“Kita perlu mengawasi pemilu untuk memastikan proses demokrasi yang substantif dan berkualitas,” ujarnya.
Sedangkan Zulzaman menyampaikan harapannya agar mahasiswa tidak apatis terhadap politik dan berperan dalam pengambilan kebijakan di semua level.
“Pemuda harus terlibat dalam proses demokratisasi, agar pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat tidak hanya dikuasai oleh segelintir orang,” tegasnya.
Dialog ini diikuti oleh berbagai organisasi kemahasiswaan dan pemuda di Sulawesi Tenggara, menunjukkan antusiasme yang besar untuk merespons setiap pembahasan yang disampaikan oleh narasumber.
Laporan: Tim Redaksi