KENDARI, MITRANUSANTARA.ID – Lembaga Kaderisasi Provinsi (LKP) DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Pendidikan Kader Badan Partai (Dikbar) khusus untuk kader Perempuan Bangsa PKB Sultra di Kota Kendari. Kegiatan ini diikuti lebih dari 200 peserta dari 17 kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara, Rabu (30/7/2025).
Ketua DPW Perempuan Bangsa Sultra, Kiki Sriyanti, S.IP., M.AP., menyampaikan bahwa Dikbar ini merupakan bagian dari program kaderisasi nasional yang dicanangkan Perempuan Bangsa sebagai badan otonom PKB. Uniknya, peserta tidak hanya berasal dari kader internal PKB, tetapi juga dari kalangan simpatisan perempuan yang tertarik dengan gerakan politik yang inklusif dan progresif.
“Dikbar kali ini berbeda karena 70 persen pesertanya adalah masyarakat umum. Ini menjadi tanda bahwa gerakan perempuan dalam politik mulai mendapat tempat di hati publik,” ujar Kiki yang juga aktivis pada bidang pemberdayaan perempuan dan advokasi kebijakan terkait kesetaraan gender.
Kiki menerangkan, saat ini kader Perempuan Bangsa PKB Sultra telah terbentuk di sembilan kabupaten/kota, yakni Kendari, Baubau, Muna, Buton, Konawe Utara, Konawe Kepulauan, Kolaka Utara, Kolaka, dan Kolaka Timur. Namun, upaya konsolidasi terus dilakukan untuk menjangkau daerah lainnya.
“Tahun ini, Perempuan Bangsa PKB Sultra menjadwalkan dua kali Dikbar. Angkatan pertama dilaksanakan pada 30 Juli 2025, dan angkatan kedua direncanakan pada bulan September. Setiap angkatan diikuti oleh sekitar 70 peserta,” ujar Kiki.
Kiki bilang, materi Dikbar tidak hanya mencakup penguatan kapasitas kader dalam politik, tetapi juga testimoni dan inspirasi dari para kader Perempuan Bangsa yang telah sukses menembus parlemen. Saat ini, tercatat dua kader Perempuan Bangsa PKB berhasil duduk di kursi DPRD Kabupaten Kolaka Utara.
“Target kami pada Pemilu 2029, makin banyak kader perempuan yang punya kapasitas, keberanian, dan eksistensi untuk tampil di panggung politik,” tegas Kiki.
Kiki, yang mulai memimpin Perempuan Bangsa Sultra sejak 2024, juga menekankan pentingnya keberlanjutan gerakan ini. Menurutnya, pelatihan harus menjadi titik awal bagi perempuan untuk terlibat aktif dalam pemberdayaan ekonomi, advokasi anti-kekerasan, hingga pendampingan perempuan dan anak korban kekerasan.
“Kami terus turun ke pesantren, komunitas akar rumput, dan kelompok perempuan untuk membangun gerakan yang inklusif dan berpihak,” imbuhnya.
Sebagai aktivis yang telah lama berkecimpung dalam isu-isu kesetaraan gender dan pengorganisasian komunitas miskin kota, Kiki mengajak perempuan Sultra untuk tidak ragu bergabung dan berjuang bersama Perempuan Bangsa PKB.
“Perempuan tidak hanya bisa jadi penonton dalam demokrasi. Saatnya jadi pemain utama,” pungkasnya.
Laporan: Novrizal R Topa