Penulis : Redaksi

KENDARI, MITRANUSANTARA.ID – Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulawesi Tenggara, Bayu Saputra Ramadhan, mengungkapkan fakta mengejutkan: masyarakat Sultra masih lebih mengenal pinjaman online (pinjol) dibandingkan investasi pasar modal.

“Kalau dari industri jasa keuangan, Sultra berada di urutan paling bawah untuk pemahaman pasar modal. Bahkan, pinjol lebih dikenal masyarakat dibanding investasi saham atau reksa dana. Ini lucu, tapi nyata. Kalau edukasi tidak dilakukan, masyarakat kita akan makin tertinggal informasi,” ujar Bayu dalam media gathering Kota Kendari bersama SRO pasar modal Indonesia, Kamis (18/9/2025).

Menurutnya, dominasi literasi keuangan masih dipegang perbankan karena jumlahnya banyak dan aktif menggelar edukasi. Sementara pasar modal lebih sering mengandalkan BEI bersama sekuritas dan stakeholder lain.

“Tugas kita berat, tapi penting agar masyarakat tidak salah memilih instrumen keuangan, apalagi terjebak investasi bodong,” tambahnya.

Bayu menyoroti maraknya kasus penipuan berkedok investasi di Kendari. Beberapa korban bahkan melapor ke kantor BEI setelah tertipu skema mirip multi level marketing tanpa produk hingga modus mengatasnamakan tim riset BEI.

Baca Juga  Yudhi-Nirna Kampanye di Puuwatu, Program Menyala Aman Jadi Prioritas

“Ada korban yang ditawari beli saham Unilever seharga Rp10 juta per lot. Padahal jelas-jelas tidak benar. Awalnya mereka diberi keuntungan, lalu diminta setor lebih besar, sampai ratusan juta. Uang hilang, pelaku kabur. Ini pola investasi bodong klasik,” jelasnya.

Untuk mencegah hal itu, BEI Sultra mendorong literasi, aktivasi, dan pembukaan rekening efek baru. Bayu menegaskan, pihaknya bekerja sama dengan kampus, perpustakaan, hingga pemerintah daerah melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) agar literasi keuangan lebih merata.

“Anak muda, pelajar, dan mahasiswa jadi target utama karena mereka lebih melek digital. Kalau generasi digital ini paham investasi, pasar modal bisa lebih berkembang,” katanya.

Meski masih berada di peringkat 25 dari 38 provinsi secara nasional, Bayu optimistis tren positif ini bisa ditingkatkan.

“Harapan kami, masyarakat Sultra makin cerdas memilih instrumen keuangan. Jangan lagi lebih kenal pinjol atau tergoda investasi bodong, tapi mulai memanfaatkan pasar modal sebagai sarana investasi jangka panjang,” pungkasnya.

Berdasarkan data KSEI, jumlah investor di Sultra kini mencapai 104.976 orang dengan total aset Rp1,04 triliun. Kota Kendari mendominasi dengan 26.555 investor dan aset Rp673,44 miliar. Dari sisi gender, 62,5% investor adalah laki-laki, sementara perempuan 37,4%. Generasi muda mendominasi dengan porsi 83,8%, terutama Gen Z dan milenial.

Baca Juga  Daftar di KPU, Yudhi-Nirna di Antar Ribuan Relawan

Penulis: Sumarlin

Visited 6 times, 6 visit(s) today
WhatsApp Follow WhatsApp Channel MITRANUSANTARA.ID untuk update berita terbaru setiap hari Follow