Penulis : Redaksi

KENDARI, MITRANUSANTARA.ID– Menghadapi potensi bencana hidrometeorologi pada akhir tahun 2025, Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara bersama seluruh instansi terkait menggelar Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi di Kota Kendari, Rabu (5/11/2025). Apel ini bentuk kesiapan lintas sektor dalam mengantisipasi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan banjir, longsor, dan angin puting beliung di sejumlah wilayah Sultra.

Kapolda Sulawesi Tenggara, Irjen Pol Didik Agung Widjanarko, menegaskan bahwa seluruh personel dan peralatan dari berbagai lembaga sudah dalam kondisi siap siaga. Ia menyebut, seluruh unsur mulai dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, Dinas Sosial melalui Tagana, hingga tenaga kesehatan telah bersatu dalam satu komando untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.

“Alhamdulillah, hari ini semua stakeholder hadir lengkap. Peralatan dan perlengkapan dari Tagana, Basarnas, maupun instansi lain sudah siap. Semoga saja semua ini tidak perlu digunakan, karena artinya tidak ada bencana di wilayah Sulawesi Tenggara,” ujar Didik.

Kapolda mengungkapkan, sejak Januari hingga Oktober 2025 tercatat 24 kejadian bencana di Sultra, di antaranya angin puting beliung, banjir, cuaca ekstrem, dan kecelakaan laut akibat gelombang tinggi. Berdasarkan pemetaan kerawanan, bencana banjir berpotensi terjadi di 12 kabupaten dan 74 kecamatan, sementara tanah longsor rawan di enam kabupaten dan 16 kecamatan. Untuk kebakaran hutan dan lahan, risiko tertinggi tercatat di lima kabupaten dan enam kecamatan.

Baca Juga  Kuasa Hukum Nur Alam Laporkan Jaelani di Polda Sultra

“Pemetaan wilayah rawan sudah kita lakukan bersama BPBD dan instansi teknis. Kita harus tetap waspada, karena potensi cuaca ekstrem masih mungkin terjadi hingga awal tahun depan,” katanya.

Didik menambahkan, lebih dari 700 personel gabungan dikerahkan dalam apel tersebut. Selain kesiapan sumber daya manusia, seluruh perlengkapan operasional juga telah diperiksa dan dinyatakan layak digunakan. “Yang terpenting bukan hanya alatnya siap, tetapi juga personel yang mengoperasikan peralatan itu harus tanggap dan terlatih,” tegasnya.

Ia berharap seluruh elemen dapat menjaga koordinasi dan kewaspadaan agar penanganan bencana di Sulawesi Tenggara bisa lebih cepat, efektif, dan minim korban.

Penulis: Sumarlin

Visited 19 times, 1 visit(s) today
WhatsApp Follow WhatsApp Channel MITRANUSANTARA.ID untuk update berita terbaru setiap hari Follow