KENDARI, MITRANUSANTARA.id – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kendari, turun ke Pasar Sentral Kendari dan Pasar Basah Mandonga memantau harga kebutuhan pokok masyarakat, mengendalikan harga untuk menekan angka inflasi di Kota Kendari. Selasa (9/1/2024).
Dari pantauan harga di dua pasar tersebut, TPID tidak menemukan kanaikan harga signifikan pada sejumlah komoditi penyumbang inflasi. Kalaupun terjadi kenaikan harga masih dalam tarap normal. Kenaikan juga dipicu kondisi pasca kekeringan dan hari raya Natal dan tahun baru.
Asisten II Setda Kota Kendari Jahudding menjelaskan, kunjungan mereka hari ini untuk mengecek harga sejumlah komoditi yang sangat berhubungan dengan inflasi.
“Selain itu, kita juga mencoba pertemuan di tingkat TPID untuk mengambil langkah-langkah terkait dengan percepatan stabilitas harga yang ada di pasar Kota Kendari,” jelasnya usai memimpin pemantau harga oleh TPID.
Selanjutnya, Asisten II Setda Kota Kendari juga mengungkapkan, Pemerintah Kota Kendari seperti Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial, dan Bagian Ekonomi harus juga mengambil langkah-langkah antisipasi menghadapi bulan Suci Ramadhan yang diperkirakan akan terjadi lonjakan harga.
“Setelah kita turun dari lapangan kita akan mencoba untuk menekan harga dengan melakukan pasar murah, kemudian juga diwaktu dekat nanti akan ada launching gerakan penanaman satu juta pohon cabe, itu dalam rangka menetralkan harga cabe yang ada di Kota Kendari,” tuturnya.
Asisten II Setda Kota Kendari berharap, penurunan inflasi di Kota Kendari bisa ditekan dengan upaya intervensi dari pemerintah.
“Alhamdulilah inflasi di Kota Kendari berada di angka 2,61persen, kita berharap dengan adanya langkah-langkah yang diambil oleh Pemkot Kendari kita bisa lebih menurunkan lagi angka inflasi,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Kendari Alda Kesutan Lapae menambahkan, terjadi kenaikan harga yang signifikan pada harga tomat yang awalnya dijual di pasar dengan harga Rp 15 ribu/kg, kini menyentuh harga jual Rp 30 ribu/kg.
“Kenaikan harga ini disebabkan karena kurangnya stok di pasar akibat dari gagal panen karena kemarau panjang
dan lonjakan pembelian di saat Natal dan tahun baru. Meski demikian dibeberapa komoditi terjadi penurunan harga, pedagangan mengatakan harga di pasar perlahan lahan sudah mulai menurun, seperti harga cabai dan bawang,” ungkap Kadis Perdagangan.
Untuk harga bawang merah turun dari Rp50 ribu/kg menjadi Rp45 ribu/kg, sedangkan cabai merah masih berfluktuasi dari harga Rp 68.300/kg kini dijual di harga Rp50 ribu/kg hingga Rp70 ribu/kg. Dan cabai rawit dari harga Rp125 ribu/kg mejadi Rp120 ribu/kg.
Sebelumnya dalam rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Nasional yang dipimpin Menteri Dalam Negeri menyebutkan, angka inflasi di Indonesia bulan Januari masih dipengaruhi beberapa komoditi diantaranya, beras, cabe, kemudian yang perlu diwaspadai yakni, bawang merah dan bawang putih serta jagung, sebab jagung bisa mempengaruhi harga daging ayam dan telur ayam.
Mendagri meminta para kepala daerah untuk tetap melakukan gerakan pangan murah untuk tetap mengendalikan inflasi, karena aksi ini sangat dibutuhkan dan cukup berdampak pada masyarakat. Kegiatan ini bisa menggunakan anggaran BTT atau dana Dekonsentrasi dari pemerintah pusat.