KENDARI, mitranusantara.id – Sebanyak 30 anggota Pramuka Peduli turut ambil bagian dalam pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional ke-28 Tahun 2025 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Mereka menjadi bagian penting dalam menjaga ketertiban, kebersihan, dan kenyamanan selama kegiatan nasional yang digelar oleh Kementerian Agama RI itu berlangsung.
Dari 30 personel yang terlibat, 20 merupakan anggota Brigade Penolong (BP 1301) dan 10 orang merupakan Satgas Pramuka Peduli Sultra yang dipimpin langsung oleh Aguslan Lapobende. Seluruhnya bersiaga di sejumlah titik strategis sejak awal kegiatan hingga penutupan.
Mereka menjalankan berbagai tugas kemanusiaan, mulai dari membantu pengaturan lalu lintas di sekitar arena MTQ, memberikan dukungan layanan kebersihan lingkungan, hingga melakukan aksi peduli lingkungan seperti membersihkan area sekitar panggung utama.
Ketua Satgas Pramuka Peduli Sultra, Aguslan Lapobende, menegaskan bahwa kehadiran Pramuka Peduli di ajang STQH Nasional bukan sekadar menjadi petugas pendukung, tetapi juga bagian dari misi pengabdian kepada masyarakat dan lingkungan.
“Kami hadir untuk membantu kelancaran kegiatan sekaligus mengamalkan nilai-nilai Dasa Darma Pramuka. Di STQH ini, kami tidak hanya mengatur lalu lintas atau menjaga kebersihan, tapi juga ingin menanamkan semangat gotong royong dan kepedulian di tengah masyarakat,” ujar Aguslan. Sabtu (11/10/2025).
Ia menjelaskan, seluruh personel Pramuka Peduli telah disiapkan dengan pelatihan tanggap darurat, pertolongan pertama, serta manajemen kegiatan lapangan, agar siap bertugas secara profesional dan tanggap terhadap kebutuhan panitia maupun peserta.
“Ada yang bertugas di posko informasi, ada yang di area parkir, dan ada pula yang fokus di kegiatan bersih lingkungan. Kami ingin memastikan seluruh pelaksanaan STQH berjalan tertib, aman, dan nyaman,” tambahnya.
Aguslan bilang, kehadiran para anggota Pramuka Peduli di STQH Nasional 2025 mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Dedikasi mereka yang bekerja tanpa pamrih, siaga sejak pagi hingga malam hari, menjadi bukti bahwa semangat “Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan” bukan sekadar slogan, melainkan pengabdian nyata bagi bangsa dan umat.
Laporan: La Ode Abu