KENDARI, MITRANUSANTARA. ID – Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulawesi Tenggara kembali menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan pelaku usaha mikro melalui Pelatihan Keterampilan Teknis Pengolahan Ikan menjadi Bakso, Nugget, dan Abon yang digelar pada Selasa (29/7/2025).
Kegiatan ini menyasar sektor kuliner yang berbasis potensi lokal, khususnya olahan ikan, sebagai bagian dari strategi peningkatan kapasitas dan pendapatan UMKM di Sultra.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sultra, La Ode Muh. Shalihin, mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong transformasi usaha mikro menjadi lebih produktif dan berdaya saing.
“Kami ingin pelaku UMKM tidak hanya bertahan, tetapi naik kelas. Produk olahan ikan seperti bakso, nugget, dan abon bisa meningkatkan nilai jual dan membuka peluang pasar yang lebih luas,” jelasnya.
Menurut Shalihin, Sultra memiliki potensi bahan baku ikan yang melimpah, namun belum sepenuhnya dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu, pelatihan keterampilan teknis seperti ini dinilai penting untuk meningkatkan kemampuan pelaku usaha dari sisi produksi dan inovasi.
Dari total 313 ribu pengusaha mikro di Sultra, sekitar 60 persen merupakan perempuan. Namun, tantangan terbesar di sektor ini adalah kualitas sumber daya manusia.
“Kelemahan utama UMKM mikro adalah SDM. Kita perkuat lewat pelatihan agar bisa tingkatkan omzet dan pendapatan, sehingga kesejahteraan juga ikut meningkat,” kata Shalihin.
Pemerintah provinsi, kata Shalihin, juga menyediakan akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah, khusus bagi pelaku usaha yang sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan catatan keuangan.
Selain itu, pelaku usaha juga didorong untuk memiliki sertifikat halal melalui program SEHATI, mendaftarkan merek melalui HaKI dan mengurus izin edar PIRT (Produk Industri Rumah Tangga).
“Kalau legalitas lengkap NIB, sertifikat halal, HaKI, dan PIRT maka produk bisa masuk ke pasar modern, bahkan menembus gerai-gerai besar,” ujarnya.
Produk olahan juga diarahkan untuk dipasarkan melalui aplikasi Bosara milik Pemda Sultra serta memanfaatkan media sosial sebagai kanal promosi yang efektif.
Ketua panitia pelatihan, Erytnanda Akbar, menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 62 orang peserta yang dibagi dalam dua kelas, masing-masing berisi 31 peserta.
“Pelatihan berlangsung selama tiga hari untuk setiap kelas, mencakup materi teori dan praktik. Semua peserta akan dibimbing langsung oleh pemateri profesional di bidang kuliner olahan ikan,” terang Erytnanda.
Ia berharap, setelah pelatihan ini, para peserta mampu menghasilkan produk unggulan berbasis ikan yang tak hanya lezat, tapi juga layak jual di pasar yang lebih luas.
Penulis: Sumarlin