KENDARI, MITRANUSANTARA.ID — UPTD Museum dan Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya lokal. Rabu (2/7/2025), instansi ini menggelar Workshop Seni Teater dan Perfilman yang bertujuan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, lembaga, dan pranata kebudayaan.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra, Prof. Aris Badara. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya mengangkat tema budaya dan tradisi lokal dalam setiap karya yang dihasilkan. Baik film maupun teater, menurutnya, harus menjadi media pewarisan nilai-nilai luhur masyarakat Sultra kepada generasi muda.
“Kalau bisa film yang dihasilkan nanti tentang tradisi atau budaya lokal Sulawesi Tenggara. Kita punya banyak kekayaan budaya yang harus terus dijaga dan dikenalkan kepada generasi muda agar mereka tidak tergerus arus budaya luar,” ujar Prof. Aris.
Selain penguatan SDM, Prof. Aris juga menyebutkan bahwa Gubernur Sultra tengah merancang pembangunan infrastruktur pendukung seni dan kebudayaan. Hal ini dilakukan agar proses pelestarian budaya dapat berjalan beriringan, baik dari sisi manusianya maupun dari sisi fasilitasnya.
Untuk mendukung hal itu, Dinas Pendidikan Sultra juga berupaya menambah koleksi dan fasilitas di Museum serta Taman Budaya. Ini bertujuan agar masyarakat, khususnya pelajar dan komunitas seni, tertarik untuk berkunjung dan menggali lebih dalam tentang budaya lokal.
Ketua panitia kegiatan, Netiawan, menjelaskan bahwa workshop ini memiliki manfaat besar bagi berbagai pihak. Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, kegiatan ini menjadi wujud konkret dukungan terhadap pelestarian budaya. Bagi Museum dan Taman Budaya, kegiatan ini memperkuat peran mereka sebagai ruang publik seni. Sedangkan bagi peserta, workshop menjadi wadah untuk mengembangkan kreativitas dan karakter bangsa melalui seni.
Workshop ini diikuti oleh 80 peserta, terdiri dari guru SMA/SMK dari Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan, mahasiswa, serta anggota komunitas dan sanggar seni. Mereka akan mendapatkan pelatihan intensif yang berfokus pada teknik dasar dan pengembangan karya teater serta perfilman.
“Output yang diharapkan adalah peserta mampu menciptakan karya seni berupa film pendek dan pertunjukan teater yang akan ditampilkan pada hari terakhir workshop. Ini bentuk konkret dari proses belajar mereka,” jelas Netiawan.
Kegiatan ini juga menargetkan peningkatan pemahaman guru dan pelaku seni mengenai seni teater dan perfilman, agar ilmu yang diperoleh bisa disebarluaskan kepada siswa di sekolah dan masyarakat luas. Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat peran Museum dan Taman Budaya sebagai lembaga yang memperkenalkan dan membentuk karakter bangsa melalui kebudayaan, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Penulis: Sumarlin