KENDARI, MITRANUSANTARA.id – Dalam upaya memperkuat sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Tenggara (Sultra) berkomitmen untuk memberikan dukungan yang signifikan melalui bantuan peralatan dan program pembinaan yang berkelanjutan. Disperindag Sultra menetapkan target untuk menciptakan 180 wirausaha baru pada tahun 2024, yang akan memanfaatkan potensi lokal dari berbagai daerah di provinsi ini.
Kepala Disperindag Sultra, Siti Saleha, menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong pertumbuhan IKM dengan memberikan peralatan yang diperlukan dan pembinaan intensif.
“Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pelaku IKM agar mereka dapat berkembang dan berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian daerah,” ujarnya, Jumat (17/5/2024).
Program wirausaha baru ini dirancang berdasarkan potensi masing-masing daerah di Sultra. Misalnya, Kabupaten Wakatobi yang kaya akan sumber daya perikanan akan difokuskan pada pengembangan usaha di sektor tersebut. Sementara itu, Kabupaten Kolaka Timur dan Kolaka Utara yang dikenal dengan produksi coklatnya akan diarahkan untuk mengembangkan usaha terkait coklat.
Siti Saleha, yang pernah menjabat sebagai Pejabat Bupati Bombana, menekankan pentingnya pemetaan potensi daerah dalam program ini.
“Setiap daerah memiliki keunikan dan kekuatan masing-masing. Dengan mengoptimalkan potensi lokal, kita bisa menciptakan wirausaha yang tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang dengan pesat,” tambahnya.
Di samping sektor perikanan dan coklat, Disperindag Sultra juga memberikan perhatian khusus pada berbagai kerajinan tangan masyarakat. Di Buton Tengah, misalnya, industri tenun tradisional menjadi fokus utama, sementara di Kabupaten Muna, kerajinan anyaman “nentu” yang khas akan terus dikembangkan.
“Kerajinan tangan merupakan warisan budaya yang harus kita lestarikan dan kembangkan. Ini tidak hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang kebanggaan dan identitas daerah,” jelas Siti Saleha.
Kepala Bidang IKM Disperindag Sultra, Yasser Tuwu, menjelaskan bahwa bantuan peralatan yang diberikan kepada pelaku IKM bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas mereka.
“Dengan peralatan yang memadai, para pelaku IKM dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produk mereka, sehingga dapat bersaing di pasar yang lebih luas,” katanya.
Program pembinaan yang dilakukan oleh Disperindag Sultra mencakup berbagai aspek, mulai dari manajemen usaha, pemasaran, hingga teknologi produksi. Pelatihan-pelatihan ini diharapkan dapat membekali para wirausaha baru dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses.
“Pembinaan yang kami lakukan adalah investasi jangka panjang. Kami ingin memastikan bahwa para wirausaha ini tidak hanya memulai usaha, tetapi juga mampu mempertahankannya dan berkembang,” ujar Yasser Tuwu.
Siti Saleha menambahkan bahwa penciptaan wirausaha baru juga merupakan langkah strategis untuk mengatasi masalah pengangguran di Sultra.
“Dengan menciptakan wirausaha baru, kita tidak hanya mengurangi angka pengangguran tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru. Ini adalah salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Program ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat diharapkan dapat mempercepat pencapaian target ini.
“Kami sangat terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki visi yang sama dalam mendukung pengembangan IKM di Sultra,” kata Siti Saleha.
Dengan berbagai upaya dan program yang telah dirancang, Disperindag Sultra optimis dapat mencapai target penciptaan 180 wirausaha baru pada tahun 2024.
 “Ini adalah tugas besar, tetapi dengan komitmen dan kerja keras, saya yakin kita bisa mencapainya,” tutup Siti Saleha. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Sultra dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan sektor IKM yang berkelanjutan. (Adv)
Penulis: Zayyan